Jumat, 24 Januari 2014

KRIDA KETERTIBAN MASYARAKAT (TIBMAS)

MATERI KRIDA
KETERTIBAN MASYARAKAT


Adalah : POLA-POLA KEGIATAN DAN JENIS-JENIS KEGIATAN YANG DILAKUKAN DALAM LINGKUNGAN MASYARAKAT DALAM MENGAMANKAN LINGKUNGAN KEHIDUPANNYA MASING-MASING.
 
A.   POLA DAN JENIS KEGIATAN YANG DILAKUKAN
1.   PENYULUHAN MENGENAI KESADARAN DAN PENTINGNYA KAMTIBMAS.
2.   RONDA BERGILIR


B.    BENTUK-BENTUK GANGGUAN KAMTIBMAS

1.   TINDAK PIDANA
2.   BENCANA ALAM, WABAH PENYAKIT DAN LAIN-LAIN
3.   GANGGUAN-GANGGUAN LAIN YANG MENIMBULKAN KEKACAUAN, KEPANIKAN MASYARAKAT DARI KEHANCURAN SARANA DAN PRASARANA.


C.    SEBAB-SEBAB TERJADINYA GANGGUAN KAMTIBMAS
1.   AKIBAT PERBUATAN MANUSIA
2.   AKIBAT ALAMIAH



D.    YANG PERLU DIPERHATIKAN DALAM PELAKSANAAN SISKAMLING
1.   BAN PAMLING
2.   PENTUNGAN
3.   KENTONGAN
4.   JAS HUJAN
5.   JAM DINDING
6.   PAYUNG
7.   SENTER


E.    FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TIMBULNYA GANGGUAN KAMTIBMAS YAITU :
1.   FAKTOR GEOGRAFIS
2.   FAKTOR KEPENDUDUKAN
3.   FAKTOR KEKAYAAN ALAM
4.   FAKTOR IDIOLOGI
5.   FAKTOR POLITIK
6.   FAKTOR EKONOMI
7.   FAKTOR SOSIAL BUDAYA
8.   FAKTOR AGAMA
9.   FAKTOR HANKAM.







F.    SUMBER-SUMBER GANGGUAN KAMTIBMAS

1.   SUMBER LUAR NEGERI
a.   NEGARA ASING
b.   WARGA NEGARA ASING
c.   BADAN-BADAN ATAU ORGANISASI LUAR NEGERI
d.   WARGA NEGARA INDONESIAYANG DILUAR NEGERI

2.   SUMBER DALAM NEGERI
a.   WARGA NEGARA INDONESIASENDIRI
b.   BADAN-BADAN ORGANISASI
c.   WARGA NEGARA INDONESIAKETURUNAN ASING
d.   WARGA NEGARA ASING

3.   PROSES ALAM
a.    KEADAAN CUACA
b.    PENGGESERAN ATAU MEKANISME LAPISAN BUMI
G.    BENTUK-BENTUK GANGGUAN KAMTIBMAS
1.   TINDAK PIDANA YAITU : PEMBUATAN YANG MELANGGAR ATAU MELAWAN HUKUM PIDANA YANG BERLAKU, BAIK YANG TERDAPAT DALAM KUHP MAUPUN PERUNDANG-UNGANGAN.
2.   PENYIMPANGAN SOSIAL YAITU : P-ERBUATAN YANG MELANGGAR/BERTENTANGAN DENGAN ATURAN-ATURAN, NORMA-NORMA ATAU ADAT ISTIADAT MASYARAKAT SETEMPAT.


3.   BENCANA ALAM, WABAH PENYAKIT, TERNAK DAN HAMATANAMAN YAITU : SATU BENCANA YANG MENYEBABKAN PENDERITAAN MASYARAKAT SETEMPAT.
4.   GANGGUAN-GANGGUAN LAIN YANG MENIMBULKAN KEKACAUAN, KEPANIKAN, KESENGSARAAN MASYARAKAT DAN KEHANCURAN SARANA DAN PRASARANA DIMASYARAKAT, PEMERINTAH DAN LEMBAGA-LEMBAGA NON PEMERINTAH.
5.   GANGGUAN TERHADAP KEAMANAN DAN KEHANCURAN LALU-LINTAS.


H.    SEBAB-SEBAB TERJADINYA GANGGUAN KAMTIBMAS
1.   AKIBAT PERBUATAN MANUSIA
2.   AKIBAT ALAMIAH


I       PEMBINAAN KEAMANAN SWAKARSA ADALAH KEGIATAN DALAM PENYELENGGARAAN PEMBINAAN TEKNIK DAN PELAKSANAAN FUNGSI BIMBINGAN DAN PENYULUHAN DALAM RANGKA PEMBINAAN KEAMANAN SWAKARSA DENGAN JENIS SEBAGAI BERIKUT :
1.   PEMBINAAN RAKYAT TERLATIH
2.   PEMBINAAN SATPAM
3.   PEMBINAAN KEAMANAN LINGKUNGAN PEMUKIMAN, KAWASAN, PROYEK/SEKOLAH DAN TEMPAT-TEMPAT UMUM.


KRIDA KETERTIBAN MASYARAKAT (TIBMAS) terdiri atas:
1)    SKK pengenalan pengamanan lingkungan pemukiman
2)    SKK pengenalan pengamanan lingkungan kerja
3)    SKK pengenalan pengamanan lingkungan sekolah
4)    SKK pengenalan hukum.

SYARAT KECAKAPAN KHUSUS DALAM KRIDA KETERTIBAN MASYARAKAT (TIBMAS)

1.    SKK pengenalan pengamanan lingkungan pemukiman
a.    Untuk Golongan Siaga :
1)    Mengenal keadaan tata ruang dan perubahan lingkungan pemukiman.
2)    Mengenal keadaan alam saat pergi dan pulang latihan Pramuka
3)    Mengetahui nama, sekolah/PT, agama, alamat tempat tinggal teman-teman/tetangganya.

b.    Untuk golongan Penggalang :
Selain mempunyai SKK golongan Siaga, ditambah :
1)    Mengetahui dan memahami tetang rambu-rambu lalu lintas
2)    Mengetahui dan memahami tentang marka jalan
3)    Mengetahui dan memahami tentang lampu pengatur lalu lintas
4)    Mengetahui kode wilayah kendaraan bermotor.

c.     Untuk golongan Penegak :
1)     Mengetahui dan memahami tetang administrasi pengemudi dan kendaraan bermotor (SIM, STNK, BPKB).
2)     Mengenal dan mengetahui kendaraan bermotor roda dua.

d.     Untuk golongan Pandega, ditambah dengan :
1)     Mampu mengendarai dan merawat kendaraan bermotor roda empat
2)     Dapat mengenal dan mengetahui tanda-tanda yang mencurigakan terhadap pengemudi dan kendaraan bermotor.
3)     mengetahui dan memahami Undang-undang Nomor 14 tahun 1992 tentang Lalu Lintas dan angkutan jalan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar